TIMES PARE PARE, JAKARTA – Drama Korea When the Phone Rings telah menuntaskan 12 episodenya dengan hujatan netizen. Lebih parahnya lagi drakor yang dibintangi Chae So Bin dan Yoo Yeo Seok ini mendapat tomat busuk dari Rotten Romatoes.
Apa sebabnya?
Drakor yang tayang Desember 2024 itu ditutup dengan dua episode terakhir yang buruk. Pada awalnya WTPR selalu mendapat rating bagus disetiap episodenya. Mengusung drama romansa dibalut dengan politik dan thriller penonton dibikin penasaran setiap pekannya.
Drama ini makin dinantikan karena rindu pasangan suami istri yang dingin namun saling mencintai.
Lewat media sosial, penggemar drakor kisah mereka hanya bagus di episode 1-10 saja. Dua episode terakhir sangat buruk. "Cukup, kita hanya bisa menikmati dari episode 1-10, sisanya sangat mengecewakan," tulis Knetz (metizen Korea Selatan) di instagram MBC Drama.
Awas naskah di bawah mengandung spoiler
Pada episode 10 sudah mulai terbongkar siapa dalang dari kegaduhan yang terjadi. Baik itu penculik, pembunuh dan alasan Paik Sa Eon digantikan orang lain. Lalu di episode 11 menceritakan bagaimana penangkapan sang biang kerok. Sayang beberapa adegan terlalu dipaksakan dan dibuat-buat. Pada adegan tersebut netizen Indonesia bahkan menyandingkan WTPR dengan sinetron di Indonesia.
"Apasih kog jadi sinet ikan terbang," tulis netizen. "Iya nih, warga kira-kira kecewa juga nggak sih dengan adegan ini, sinetron bgt," komen yang lain.
Adegan yang dimaksud adalah adegan di mana dua Paik Sa Eon sedang berhadapan. Sudah tahu kondisi terhimpit, Paik Sa Eon bukannya segera menelepon polisi yang sedang bersama mencari Paik Sa Eon asli. Paik Sa Eon malah keluar mobil meski Paik Sa Eon membawa senjata.
Selain soal adegan, ada kontroversi di akhir episode 12. Adegan di mana Hong Hee Joo sudah kembali menjadi penerjemah bahasa isyarat di stasiun televisi. Saat itu pewara Na Yu Ri tengah membecakan berita soal penyerangan bom yang dilakukan oleh Paltima pada Izmael.
Netizen beranggapan adegan yang sebenarnya tidak ada di novel itu adalah propaganda dengan memlesetkan nama negara Palestina sebagai Paltima dan Israel dengan Izmael.
Sontak saja adegan di akhir episode 12 itu menuai kritikan tajam dari penggemar drakor seluruh dunia hingga menjadi trending di X. "Sayang sekali, drama sebagus itu harus berkahir buruk gara-gara propaganda," tulis netizen X dengan tagar #WhenThePhoneRingsEp12.
"Ini tidak perlu #WhenThePhoneRings, Izmael dan Platima dengan sandera Korea? Ini ejekan pada Genosida yang berlangsung di Gaza," tulis pengguna X. "Mau boikot, tapi sudah kelar dramanya, ya sudah boikot drama MBC saja," ajak yang lain.
Episode 12 itu juga berimbas pada ulasan dan rating yang buruk di Google, IMDb dan tomat busuk dari Rotten Tomatoes. hanya 22 persen pengguna Google yang suka drama ini, sedangkan di IMDb merain 6,8/10 dan 27 persen di Rotten Tomatoes.
Kolom komentar review juga dibanjiri protes dan kekecewaan penonton drakor When The Phone Rings.
When The Phone Rings
Drama yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Mengisahkan persaingan menjadi presiden. Untuk memudahkan menjadi presiden, beragam cara citempuh keluarga Paik. Mulai dari menyingkirkan anaknya yang terindikasi psikopat, pembunuhan dan penculikan termasuk menikah dengan anak pemilik media raksasa di Korsel.
Pernikahan dengan perjanjian itu berlangsung dingin nyaris tanpa komunikasi. Terlebih sang istri Hong Hee Joo tidak mau berbicara secara langsung, ia lebih sering berkomunikasi lewat pesan dan bahasa isyarat.
Sang suami Paik Sa Eon mendapat teror setiap jam 10 malam. Dari situlah prahara dimulai dan membuat drama ini berjudul When The Phone Rings. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: When The Phone Rings Banjir Hujatan Hingga Tomat Busuk, Apa Penyebabnya?
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |