Berita

Afghanistan Makin Tegang, Bandara Kandahar Diroket Pejuang Taliban

Minggu, 01 Agustus 2021 - 17:32
Afghanistan Makin Tegang, Bandara Kandahar Diroket Pejuang Taliban Penerbangan dari Kandahar dihentikan setelah tiga roket menghantam bandara. (FOTO: Al Jazeera/EPA)

TIMES PARE PARE, JAKARTA – Bandara utama di Afghanistan Selatan, Kandahar, diserang roket ketika pasukan pemerintah tengah berjuang melawan serangan Taliban di beberapa kota besar.

Penerbangan dari Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan itu akhirnya dihentikan setelah tiga roket yang ditembakkan oleh Taliban menghantam bandara pada hari Minggu (1/8/2021) sebelum fajar.

Dilansir Al Jazeera, Kepala Bandara Kandahar, Massoud Pashtun mengatakan, dua dari roket itu menghantam landasan pacu dan perbaikan sedang berlangsung. 

Seorang pejabat di otoritas penerbangan sipil di Ibu Kota Kabul membenarkan serangan itu.

Tidak ada laporan segera mengenai korban, kata para pejabat.

"Bandara Kandahar menjadi sasaran kami karena musuh menggunakannya sebagai pusat untuk melakukan serangan udara terhadap kami," kata Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid kepada kantor berita Reuters.

Fasilitas itu sangat penting untuk menyediakan dukungan logistik dan udara yang diperlukan untuk menjaga agar Taliban tidak menguasai kota, sementara juga menyediakan perlindungan udara untuk sebagian besar wilayah Afghanistan Selatan.

Pertempuran telah meningkat dalam beberapa bulan sejak awal Mei lalu ketika pasukan asing pimpinan Amerika Serikat mulai melakukan penarikan para pasukannya yang terakhir dari Afghanistan dan saat ini hampir selesai.

Setelah merebut sebagian besar wilayah pedesaan dan merebut penyeberangan perbatasan utama, Taliban kini mulai mengepung ibu kota provinsi.

Al Jazeera juga melaporkan dari Kabul, tiga kota besar, Lashkar Gah, Kandahar, dan Herat berada di bawah tekanan Taliban saat ini.

Taliban telah mengambil sejumlah besar wilayah pedesaan pada bulan lalu dan sekarang mereka menempatkan kota-kota di bawah banyak tekanan, dan kemudian mereka bisa mengambil pengaruh itu kembali ke meja perundingan.

Di Lashkar Gah, seperti disebutkan Al Jazeera dalam laporannya, situasinya sangat tegang di tengah pertempuran sengit, sementara komunikasi terputus.

Diperoleh kabar dari penduduk di sana, bahwa Taliban sebenarnya berada di dalam kota dan kami telah melihat video kebakaran yang membakar di kota, mereka bertempur di jalanan daerah perkotaan.

"Tadi malam, kami memahami pasukan khusus elit Afghanistan turun dengan helikopter untuk mencoba mendorong Taliban keluar. Kami memahami bahwa Amerika Serikat mendukung serangan udara, angkatan udara Afghanistan juga mendukung mereka," tulis laporan itu.

Seorang penduduk yang berbicara kepada Al Jazeera sebelum komunikasi ditutup mengatakan, semua orang bersembunyi di rumah mereka dan pertempuran itu sekitar 1 km (0,6 mil) dari kompleks pemerintah di pusat kota.

Pasukan keamanan Afghanistan kini mengandalkan serangan udara untuk mendorong para pejuang itu mundur dari kota-kota bahkan ketika mereka menghadapi risiko mengenai warga sipil di daerah-daerah berpenduduk padat.

"Kota ini dalam kondisi terburuk. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Halim Karimi, warga Lashkar Gah.

"Taliban tidak akan mengasihani kami, dan pemerintah juga tidak akan menghentikan pengeboman," ujarnya

Lebih jauh ke barat, di kota terbesar ketiga, Herat  pertempuran juga berlanjut di pinggiran kota semalaman.

Juru bicara Gubernur Provinsi Herat, Jailani Farhad mengatakan sekitar 100 pejuang Taliban meninggal dunia dalam serangan itu.

Baik Taliban dan pasukan pemerintah telah melebih-lebihkan klaim korban yang ditimbulkan pada pasukan satu sama lain di masa lalu dan jumlah sebenarnya sulit diverifikasi secara independen.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan, pasukan Afghanistan telah menggunakan serangan udara untuk mempertahankan Herat dan bahwa Amerika Serikat memperhatikan situasi di provinsi tersebut.

Musa, seorang anggota kelompok pejuang sukarelawan lokal yang dikenal sebagai kekuatan pemberontakan di provinsi tersebut, mengatakan bahwa penduduk ketakutan.

"Taliban terus melakukan pembunuhan dan meluncurkan granat," katanya, yang membuat orang takut untuk bergerak di sekitar kota yang dianggap sebagai salah satu pusat ekonomi dan budaya Afghanistan.

Penduduk lain mengatakan, beberapa pasar di kota tetap tutup, karena banyak orang terlalu takut untuk keluar.

"Situasinya sangat sulit sekarang karena teror dari dalam," tambah warga Afghanistan itu dengan mengacu pada klaim bahwa pendukung Taliban memberikan informasi kelompok dari dalam kota. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Dody Bayu Prasetyo
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pare Pare just now

Welcome to TIMES Pare Pare

TIMES Pare Pare is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.