TIMES PARE PARE, MALANG – Ribuan penonton tumpah ruah di halaman SMAK St Albertus Malang pada Sabtu malam (1/11/2025). Sorak sorai dan gemerlap lampu panggung menyatu dalam kemeriahan Dempo Fair 2025, yang sukses menghadirkan dua musisi papan atas Tanah Air, Bernadya dan Coldiac.
Dengan mengusung tema 'Valoria: Serve With Grandeur, Light With Wisdom', ajang tahunan ini bukan sekadar konser musik, melainkan wujud nyata pembelajaran, kolaborasi, dan kreativitas para siswa Dempo.
Tercatat sekitar 5.000 pengunjung memadati arena acara. Sejak sore, antrean panjang mulai terlihat di pintu masuk sekolah di kawasan tersebut. Ribuan penonton, mulai dari pelajar, alumni, hingga masyarakat umum, datang untuk menyaksikan aksi panggung Bernadya dan Coldiac yang mampu menggetarkan suasana malam.

Bernadya, penyanyi muda yang tengah naik daun, berhasil memukau penonton lewat suara lembut dan lagu-lagu melankolisnya seperti “untungnya”. Sementara itu, band indie asal Malang, Coldiac, tampil dengan performa enerjik dan lagu-lagu penuh semangat yang membuat ribuan penonton bernyanyi bersama.
Tak hanya hiburan, Dempo Fair juga menampilkan puluhan stan UMKM yang menjajakan aneka produk makanan, minuman, dan karya kreatif siswa. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa Dempo Fair bukan sekadar pesta tahunan, melainkan juga wadah ekonomi kreatif yang melibatkan masyarakat sekitar.
Kepala SMAK St Albertus Dempo Malang, Bruder Antonius Sumardi, O.Carm., menuturkan bahwa Dempo Fair merupakan puncak kegiatan tahunan OSIS sekaligus laboratorium nyata bagi para siswa untuk belajar manajemen, tanggung jawab, dan kerja sama.

“Dempo Fair ini adalah puncak kegiatan OSIS setiap tahun. Bagi kami yang sudah lama di sini, ini rutinitas. Tapi bagi para siswa, ini pelajaran hidup yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar panitia adalah siswa yang secara langsung mengurus setiap aspek acara, mulai dari perizinan, rekomendasi, perpajakan, hingga urusan sponsor dan izin keamanan.
“Ada siswa yang sebulan ini hampir tidak masuk kelas karena sibuk mempersiapkan acara. Tapi bagi kami, itu bukan masalah. Pelajaran di kelas bisa ditinggalkan sementara, tapi pelajaran hidup seperti ini tidak bisa dibeli. Bagaimana mereka meyakinkan banyak orang, menyusun anggaran, dan bernegosiasi, itu pengalaman yang sangat berharga,” jelas Bruder Antonius.
Tahun ini, sebanyak 270 siswa terlibat aktif dalam kepanitiaan Dempo Fair 2025. Mereka bekerja dalam sistem tandem, di mana siswa kelas 12 menjadi koordinator dan siswa kelas 10 serta 11 bertindak sebagai anggota pelaksana.
Dengan sistem ini, kepemimpinan dan pengalaman akan diwariskan secara berkelanjutan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.
“Sekolah tidak pernah jenuh mendukung anak-anak. Yang terlibat memang hanya sebagian, tapi mereka belajar untuk bekerja keras. Sementara yang lain menjadi penikmat, belajar dari teman-temannya yang berjuang di belakang layar,” tambahnya.
Apresiasi terhadap acara ini juga datang dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Kota Batu, Dr. Hastini Ratna Dewi, yang turut hadir membuka acara.
Ia menyebut bahwa Dempo Fair adalah bentuk penerapan nyata dari Pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM). Program unggulan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru.
“Dempo Fair ini membuktikan bahwa SMA Dempo telah menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam secara nyata. Ini bukan sekadar acara, tapi wadah pembelajaran yang mengembangkan kreativitas, karakter, dan kemampuan manajerial siswa,” ungkapnya.
Menurut Hastini, melalui kegiatan seperti Dempo Fair, siswa belajar menjadi pemimpin, perencana, dan pelaksana dalam sebuah kegiatan besar yang berdampak sosial.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk memotivasi siswa agar benar-benar menjadi generasi emas Indonesia. Apalagi SMA Dempo selama ini dikenal dengan segudang prestasi, baik di bidang akademik, olahraga, maupun seni,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tema Valoria yang penuh makna. “Tema Valoria mengajarkan agar kita menjadi insan bijaksana yang bekerja dan belajar dengan cerdas, berintegritas, tuntas, dan ikhlas. Nilai-nilai ini sangat relevan bagi generasi muda di era sekarang,” tambah Hastini.
Dempo Fair bukan hanya milik para panitia, tapi juga seluruh siswa. Setiap kelas diberi kesempatan membuka stand pameran di ruang kelas masing-masing, menampilkan hasil karya kreatif seperti makanan, produk kerajinan, hingga permainan edukatif.
Seluruh ide harus diajukan melalui proposal dan disetujui oleh panitia utama, sehingga siswa belajar merancang dan mempertanggungjawabkan ide mereka secara profesional.
Acara yang telah memasuki tahun ke-47 ini menjadi bukti konsistensi SMAK St. Albertus dalam menjaga tradisi kreatif sekaligus melahirkan generasi yang tangguh dan mandiri. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dempo Fair 2025 Pecah! Bernadya dan Coldiac Guncang Malam di SMAK St Albertus Malang
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ronny Wicaksono |